PESTA IRAW

Pesta Irau yaitu sebuah pesta perkawinan, diselenggarakan cukup besar / pesta yang sangat meriah pada pernikahan anak Sebuay "Sebatin Balak".

Posisi Pesta Irau ini diselenggarakan di daerah kidupan, depan Kejaksaan Negeri Liwa seberang sawah setukung Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit. atau sekitar Pering Belabar, pering belabar ini juga sebetulnya berasal dari bambu-bambu yang dipakai waktu acara kelengkapan pesta berlangsung.

Karena acara yang diselenggarakan begitu besar, maka persyaratan yang dibuat juga cukup besar dalam acara pesta irau tersebut yaitu menyembelih seorang perawan (muly) dengan syarat-syarat harus dipenuhi diantaranya yaitu :
1. Lipas Ketara;
2. Tungu sang runcung;
3. Suyuh kegundang;
4. Kebau Belang;
5. Tuma dll.

Dalam menyediakan persyaratan tersebut, selalu saja tidak mencukupi sesuai dengan persyaratan yang telah dibuat sebagai contoh telah disediakan tungu tetapi lipas ketara belum ada, atau kebau belang yang belum ada sehingga setiap kali diupayakan untuk mencukupi persyaratan tersebut selalu saja tidak terpenuhi secara utuh/komplit.

Dengan tidak tercukupinya persyaratan tersebut maka masing-masing mereka pitu jong, sebebigor, umpu suat, sebatin balak, semandi walay, se ujan, se jambi dan sekutu ni way / segundang caring merasa malu dengan keluarga besarnya untuk menghilangkan rasa malu mereka pindah ke lain tempat bahasa Lampungnya disebut Irau.

Jadi setelah kejadian pesta tersebut mereka mengungsikan diri atau disebut irau kelain tempat seperti ke tanjung heran sukau, sekuting, penggawa lima tengah ngambur, way gelang semaka pangkul, kalianda tanjungan dan sampai ke seberang laut didaerah Banten Jawa Barat yaitu sejauh bunyi kelekup gangsa masih terdengan (waktu kejadian ini kelekup gangsa belum dicuri) oleh pihak keluarga dari Bapak mereka yaitu orang-orang dari Gunung Aji Ranau.

Demikianlah sekilas warah cerita pada zaman dahulu Pesta Irau, yaitu rencana Pesta Besar dengan syarat-syarat yang sulit dan akhirnya tidak terpenuhi kemudian membuat malu mereka terus mengungsikan diri Irau jadilah Pesta Irau.

Untuk bukti yang tinggal sekarang, cuma tinggal batu tempat acara itu berlangsung tepatnya ditengah kebun kopi Bapak Ilyas (Pensiunan Pegawai Dinas PU Binamarga) sedangkan pering/bambu belabar telah habis seiring perkembangan penduduk digunakan untuk lanjaran tanaman cabe serta buncis karena daerah tersebut adalah daerah pertanian yang produktif.

Tidak ada komentar: