WAY MENGAKU

Apa itu arti dan makna kata Way Mengaku serta sejarahnya.? dalam tulisan dibawah ini saya tuliskan berupa sejarah, warah, cerita dalam sekelumit tulisan yang mudah-mudahan bermakna dan beruna tentunya.

Selintas cerita bahwa, pada zaman dahulu kala ada empat keluarga yang datang secara bersamaan dari India Malaka, ada pula yang mengatakan India Belakang yang jelas dari wilayah India yang sengaja datang ke Lampung menggunakan perahu di 4 (empat) lokasi yaitu di Kalianda, Kotabumi dan Menggala dan Lampung Barat tepatnya pertama kali di Pulau Pinang, (sekarang seberang sawah dusun sukamenanti Liwa) dari keluarga tersebut pertama kali mempunyai anak keturunan perempuan diberi nama Se Buay, dan anak keturunan yang kedua adalah laki-laki adat istiadat Lampung di Liwa khususnya yang menjadi penerus generasi yaitu keturunan dari pihak laki-laki atau patrilinial untuk itu beban dan tanggung jawab yang ada pada keluarga otomatis dibebankan kepada anak-laki-laki.

Untuk itulah Sebuay mengakui kalau yang dituakan dalam keluarga itu anak laki-laki, maka untuk itu timbul kata-kata Buay Mengaku artinya si Buay yang mengakui kalau adiknya yang laki-laki itu yang dituakan dalam keluarga walaupun se Buay adalah anak tertua dan pertama lahir dalam keluarga. dari kata Buay Mengaku itu kini dirobah dalam pengucapannya menjadi Way Mengaku, sedangkan sejarah otentik yang ada dalam "Tamborkh" adalah Buay Mengaku.

Anak keturunan dari adik laki-laki nya itu memiliki 4 (empat) orang disebut Paksi Pak Marga Liwa, lokasi mereka yaitu berada di Pasar Liwa, Sebarus/Pekon Tengah dan Way Empulau Ulu untuk yang berada di Pasar Liwa keturunan yang terakhir penerus keturunan anak laki-laki adik sebuay tersebut yaitu Suntan Pasak Negara di Sukanegeri Negara Batin Liwa Lampung Barat.
Sedangkan yang anak keturunan dari Se Buay yang ada di Way Mengaku berjumlah 7 (tujuh) orang dan mereka berpencar semenjak terjadinya Pesta Irau di daerah Kidupan/Pering Belabar (lokasi depan kejaksaan negeri liwa seberang sawah setukung) karena mereka malu akibat persyaratan pesta besar tersebut tidak dapat dipenuhi secara keseluruhan ditambah kepergian mereka tersebut tidak bisa pulang kembali ke Way Mengaku dikarenakan kelekup gangsa sebagai alat untuk memanggil mereka pulang pun telah dicuri oleh Saudara mereka dari Ranau maka anak keturunan Si Buay terpencar-pencar akan tetapi suatu saat mereka akan kembali mencari asal muasal keturunan mereka, dari keturunan yang tinggal hingga saat ini keturunan terakhir saat ini adalah Suntan Pemuka Sandaran Agung.

Demikian sekelumit cerita warah sejarah asal muasal penduduk Way Mengaku serta kata pekon Way Mengaku, sekarang dengan aturan pemerintah menjadi kelurahan Way Mengaku. sebetulnya banyak sekali sejarah yang terkadung didalam berdirinya pekon way mengaku dari awal mula yang saling berkaitan, bersambungan antara satu cerita warah dengan cerita warah lainnya karena pekon ini adalah pekon yang terbilang sangat tua, akan tetapi karena masyarakatnya tidak begitu gandrung dengan yang namanya sejarah maka tidak tergali, cerita dan warah ini adalah apa adanya dan tidak ada kepentingan baik dari perseorangan atau kepentingan politik, dan sebagian besar cerita di-blog ini ada kaitannya dengan keberlangsungan pekon way mengaku dari masa ke masa.
----------------------------------------------

Untuk keluarga asal muasala dari Kebuayan Buay Mengaku, mari kita jalin kembali persaudaraan diantara kita semua, paling tidak dengan komunikasi walaupun lewat media maya adanya, karena informasi terakhir yang saya ketahui, anak keturunan Se Buay tersebut yang berada di Banten telah menyebar luas dan beranak cucu sampai ke arah Jawa Timur.

(Wallohualam Bisawwaf termasuk yang meresmikan Kabupaten Lampung Barat dulu Jend. Pur (alm) Rudini juga salah satu anak keturunan sebuay hal itu disampaikannnya waktu ramah tamah selesai penandatanganan prasasti peresmian Kabupaten Lampung Barat kala Itu 24-September-1991 di Aula Kantor Bupati Lampung Barat)