BELIN MAK SEUCAK

Mungkin kik tumbai risok ireh ram nengi bahasa belin, injuk kak beguai dikebun mungkin wat sai harus geluk tiradukon/tiselesaikon berupa tetak-an, punggas-san, unduhan, lilik-an kik disabah reno muneh sai bareh, belinji biasani diguaiko minimal jelema rua telu sai jelas kemujoran muneh kik lebih, kidang kik radu meramik nihan mungkin adu dacok tiucakko jama gelar bareh yaddo bebatok.

Untuk api belinji tiguaiko?. Melamon faktor keuntungan sai dacok timbul jak acara belin diantarani yaddo rasa kebersamaan daleh silaturrahmi, mungkin neram mesurok aga ngeguaiko guayan neram tenggalan uleh faktor neram lagi rasa genalah atau kurang semangat, dipa posisini ditengah kebun mangi jaoh jak suarani jelema ikkah suarani rimba belantara gaoh injuk bunyini binatang-2 atau burung-2 sai lewat di atar rang ram bekerja. Makani perlu rik bekerja untuk bekerja seno yaddo ngurau rik kantik, setelah deni neram selesai maka gileranni deni rik ram rang neram beguai gantian reno mudelni, kidang sinji diatas perjanjian tentuni jadi dacok tiucakko BELIN KIDANG SEUCAK.

Repa muneh sai gelarni belin mak seucak, belin mak seucakji dacok ticontohko jama guai minak mori dipekon, seumpama nayuh, sunatan, atau guai bareh sai sekirani mak diinggok hati injuk model kecadangan/metegor, dilom suatau guaian kak rumpok ngedok guai pastilah neram diurau tian, untuk ngebantu guaian ni tian mani mak mungkin kik dacok beguai tenggalan biasani atas keputusanni minak mori sapa-sapa sai patutni haga ticawako dilom guaian seno na seno lah sai ti tangguhko harus jelema sai bersangkutan haga turuk/ikut dilom guaian seno. Ngehagako rumpok bareh juga pakai tata kerama, kik pandai bebasa ya tipakai bahasa lampung sai mepatut, rik mebangik nengini, dang muneh penyampaianni kik tipehampang injuk zaman tanno ya ti sms ko atau titeleponko gaoh, mani antara sms/telepon jama tenyawaan lain nihan retini walaupun sama-sama nyampai jama tujuan sai dimaksud. Beda nihan dibatin neram juga sai nerimani lain rasani (jadi jama minak mori kik dacok sedacok mungkin tenyawaan/pesan kik berupa guai hadat sai helau ataupun mawek mehelauni tisampako jama cawa lewat utusan wat sai tikayun nyawakeni kik mawek juga betungga ampai pakai alternatif yaddo telepon/sms)

Dilom beguai adu tantu neram rantong haga nulung guai, lain muneh kik ikah ratong ria, bahasa neram lampungni mehampang di keguaini, api juga guaian sai dikayunko tian rumpok sai kedau guaian sedacok mungkin neram ngeguai/ngerja keni jama setulus hati, sepenuh hati, ikhlas, ani tian sai faham agama dilom guaian seno langsung atau tidak langsung masyarakat disekeliling neram pestiti, rik diperhatikon tian dang dikira ulun mawek pestiti di tingkah neram waktu nulung guai. Mani melamon sai ikkah ratong ria, ngudut jama marok-marok injuk mudelni sai tuha jaru, dikayun rumpok kuk ngelemang merabai mepanas, asok dll biasani sinji kik jelema radu bupangkat, jama ngedok duit cutik adu susah ireh dia kik aga tikayun beguai na seno sa kik dacok dang sampai reno, mani duit wat kalani mak dacok nulung neram, reno muneh pangkat jadi lebih penting minak muari sai tiutamako.

Kik neram senemon nulung guai, kak waktu neram beguai neram ngehagako ulun ratong nulung guaian neram reno muneh repa ulah ria uleh waktu seno, mani jelema ji tanno sumang jak injuk tumbai kik tumbai lagi lamon ireh rasa meganggu/mak mebangik diliak ulun jadi halok ganggu lagi ti pakai jadi walaupun jelas2 sai titulung guaianni termasuk dilom jelema sai malas nulung-nulung na lagi ditulung juga guaianni mani minak mori lagi wat rasa ganggu, kidang kik di zaman tanno kupestitiko, kik neram malas nulung rumpok beguai maka rumpok juga malas nulung neram. Na senolah sai gelarni belin, neram nulung ulun, mani suatu saat neram haga ngilu tulung jama ulun muneh untuk nulung guaian neram henolah masih termasuk jama gelarni belin injuk sai ku semukako diatas kidang sai uraian dibahji termasuk dilom sai gelarni BELIN KIDANG MAK SEUCAK.

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Pendidikan adalah suatu proses yang bisa menjadikan perubahan mendasar bagi seseorang baik dari tahap anak-anak diusia dini ataupun terhadap manusia yang sudah dewasa atau diusia senja, karena pendidikan adalah suatu tuntutan, baik tuntutan dari diri pribadi ataupun tuntutan kehidupan masyarakat secara keseluruhan bahkan tuntutan agama, dimana manusia dituntut untuk belajar mulai dari buayan sampai kepada liang lahat, tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina demikian yang dikatakan tokoh-tokoh agama kepada kita sebagai cambuk untuk selalu belajar dan belajar.

Kalau kita perhatikan dari sisi agama memang demikian, bahkan Alquran pun menyatakan bahwa dalam surat wal ashri apabila hari ini sama dengan hari kemaren sesungguhnya kita termasuk orang-orang yang merugi untuk itulah kita juga dituntut agar selalu meningkatkan disegala hal pengetahuan kita kepada hal-hal yang terbaik tentunya karena apa yang kita laksanakan akan selalu bersinggungan dengan hal-hal yang selalu mempunyai dasar pemikiran. Apa upaya yang kita lakukan untuk mencapainya tentu banyak hal yang bisa kita pelajari.

Banyak jalan menuju roma, demikian pepatah yang juga bisa kita jadikan dasar untuk mencapai peningkatan pendidikan tersebut, jadi telah banyak tersedia cara yang dapat kita tempuh untuk mencapainya seperti dengan adanya pengajian, kursus-2, madrasah-2, pesantren-2, sekolah-2 baik sekolah yang dibangun pemerintah atau suwasta, bahkan dengan belajar paket pun kita dituntut untuk meningkatkan ilmu pengetahuan tersebut. Setelah itu maka timbul pertanyaan apa kolerasinya antara pendidikan dan kebudayaan, tentunya pendahulu-pendahulu kita berfikiran sangatlah panjang tentang perkembangan bangsa kedepan diawal-awal pembentukan negara kesatuan republik indonesia, bagaimana membentuk karakter seseorang yang seimbang antara pendidikan yang tinggi dengan budaya yang tinggi pula, tanpa meninggalkan identitas resmi kita sebagai Bangsa Indonesia yang berbudaya tinggi, bahkan kita mengklaim bahwa bangsa kitalah yang paling tinggi tingkat harkat buadayanya di dunia internasinal sekalipun dan ini memang terbukti.

Untuk itu upaya apa yang telah kita lakukan untuk mempertahankan budaya yang tinggi dan bermartabat itu, sudahkah kita berfikiran sedikitpun untuk mempertahankannya sehingga tetap eksis dan berkembang sampai saat ini yang katanya sudah memasuki zaman moderen, era globalisasi kata orang-orang kota. Kita seharus nya tidak perlu menutup mata akan hal ini, kita harus mengakui dan jujur bahwa kita telah meninggalkan jauh sifat karakter kita sebagai masyarakat yang berbudaya tinggi, kita lebih senang dikatakan sebagai orang moderen, akan tetapi kita sendiri tidak mengerti apa itu moderen, bahkan kita berupaya mengejar sesuatu yang ada di bintang yang kita sendiri tidak tau apa itu sebenarnya.

Semua itu terbukti seperti yang terjadi di kampung halamanku, hampir tidak terdengar lagi musik-musik hadra, musik bedikerh, bahkan orkes lagu daerah yang biasa disenandungkan sudah jarang terdengar anak muda gandrung dengan musik house gandrung dengan gemerlap nya pesta pora karena itu katanya moderen, bahkan orang tua renta pun kembali ikut kegiatan anak-anak muda berdansa hura-hura pada acara-acara yang seharusnya sakral seperti pernikahan, sunatan, dan kegiatan adat lainnya yang semestinya diliputi oleh doa-doa dan dukungan budaya adat istiadat dari masyarakat yang penuh berkah tentunya. Itukah tindakan tanpa sadar kita telah meninggalkan identitas resmi kita hanya untuk sebuah hura-hura sesaat yang diklaim sebagai tradisi yang moderen.

Dengan tindakan itu juga berimbas kepada hal-hal lain sebagai contoh dilingkungan anak-anak sekolah, mahasiswa, masyarakat umum, intelektual tinggi, bagaimana kita melihat imbas tauran antar anak dalam satu sekolah, antar anak-anak beda sekolah, demonstrasi yang anarkis, lebih suka demonstrasi dari pada belajar tekun disekolah, serta perdebatan yang ”maaf” dengan menggunakan kata-kata yang tidak pantas dikatakan oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi inikan yang dikatakan moderen?. Bukankah ini menunjukan bahwa akar budaya sudah mulai menipis dari diri pribadi kita dari rumusan awal yang dibuat, kita sudah jauh meninggalkan budaya bahkan dalam dunia pendidikan pun kita tidak mendengar lagi yang namanya Kebudayaan, kebudayaan sudah dijadikan komoditas bisnis pada ajang pariwisata bukan lagi sebagai identitas dari suatu budaya masyarakat tertentu yang tentunya dijunjung tinggi sebagai identitas yang sangat-sangat dihormati dan sakral adanya.

Untuk itu marilah kita kembali pada budaya yang luhur tadi, tidakkah kita melihat bangsa-bangsa lain yang maju tanpa meninggalkan ciri khas budayanya, mereka tidak malu menunjukan identitas budaya bangsanya demikian juga dengan kita tentunya, kita boleh menuntut ilmu yang tinggi tanpa harus meninggalkan kebudayaan yang kita miliki, dengan memiliki kebudayaan maka kita diharapkan akan sesuai dengan harapan pendiri bangsa zaman dahulu, mereka menginginkan bangsa yang berpendidikan dan berkebudayaan tinggi, bisa saling menghargai, gotong royong, rasa memiliki yang tinggi, bersatu padu dalam kebhinekaan, mengutamakan kepentingan bersama, adanya saling menghormati antar sesama dan masih banyak lagi hal-hal lain yang patut kita jadikan contoh.

Dengan memahami budaya tersebut bukannya kita bermaksud untuk kembali lagi kepada masa lalu atau kembali ke zaman bahola, akan tetapi dalam budaya tersebut masih banyak hal-hal yang bisa mengarahkan kita pada manusia yang berbudaya masih cocok untuk dipertahankan hingga saat ini, walaupun saat ini dikatakan sudah memasuki zaman moderen akan tetapi budaya tetap menjadi identitas resmi kita yaitu bangsa yang Berpendidikan dan Berbudi luhur serta Berbudaya tinggi yang tidak dimiliki oleh bangsa lain, maka akan sesuailah rumusan yaitu Pendidikan dan Kebudayaan yang tidak bisa dipisah-pisahkan bahkan saya sangat setuju didalam masyarakat yang berpendidikan maka akan terdapat pula kebudayaan yang luhur Amin.